Nobody, still.

Approaching 2015.

2014 masih bagi goosebumps bila setiap kali aku cuba-cuba pandang belakang balik. Cepatnya masa berlalu buat aku dengki dengan waktu-waktu yang dihabiskan tanpa perasan. To know that there's something living in me now is another kind of feeling. I thought I'm still the same boy who stuck in a girl's body. Disebabkan putaran masa terlalu cepat (atau aku yang dah terbiasa living in denial) I am now have to accept the fate that I am a wife to an ordinary guy, and soon a mother to a son.

Yes, it's a boy.

I watched Side Effects, last night. One of the lines said, "the best predictor of future behaviour is your past behaviour" yang buat aku terus fikir 360 darjah tentang perkara yang berlaku disekeliling - antara cinta, kuasa, kerja, agama, negara, all related to one another. Dan aku? Apa sumbangan aku untuk semua? To conclude all in one sentence, I'm running out of words. 

Terlalu banyak yang aku fikirkan sampai aku rasa dunia memang kejam untuk bumi yang ternyata sudah tua umurnya. So I think I'd keep it all within myself. Hari ini, aku buat satu lagi keputusan besar dalam hidup. Aku berhenti kerja dan putuskan untuk kerja dengan diri sendiri. I know it's going to be another issue to some people, but hey, I think I deserve to choose whats right for me.

Aku selalu gusar, selalu takut kalau-kalau aku tak mampu nak ubah hidup. Orang kata kalau ada degree rugilah kalau tak kerja (which they refer to 'makan gaji'). Tapi kalau ikutkan, aku kerja dari kecil sejak aku kena kenal erti duit dan makan. Dari aku kena jual kuih dan tidur menumpang. Dari kena jahit butang baju harga 1 sen dan jual aiskrim dekat sekolah. I didn't get any degree for that. Untuk aku, sijil aku adalah tiket. Pengalaman hidup aku adalah kunci. Aku takut kalau tak dapat kerja bagus, tak dapat hidup kaya, masih lagi dipandang hina. To the point I realized - siapa sebenarnya aku nak impresskan ni? Manusia lain ke diri sendiri?

Aku takut kalau-kalau tak mampu berkeluarga, wasted half way, tak cukup duit tak mampu besarkan anak, I am totally going to repeat the same history I have face before - which is my biggest fear to see my child suffer the way I was before. Sampai satu masa aku duduk dan fikir balik, yang aku jugak pernah dibesarkan oleh manusia biasa, perempuan tua, tak ada ijazah, tak ada apa. Kenapa bukan aku?

"Ijazah yang terbaik datangnya dari jalanan" - Malique

I'm glad being nobody. I envy nobody. I hope we all make it.